dunia-sd.blogs - Untuk mengawali postingan cerita, kali ini blog dunia-sd akan mempersembahkan cerita petualangan si kancil. Mari kita simak bersama-sama cerita kancil ini.
Di ceritakan setelah si kancil mengalahkan si kuda kundalini pada lomba lari, namanya semakin melegenda. Tiap binatang mulai membicarakan tentang kehebatan si kancil. Ternyata, binatang kecil ini memiliki keberanian dan kemampuan yang tak bisa di anggap remeh.
Seperti sebuah pribahasa.. Semakin tinggi sebuah pohon, maka semakin kencang angin yang akan menerpanya. Ibarat hidup, semakin sukses seseorang, maka ujian yang di hadapi juga akan semakin berat. Terkadang ujian yang datang bukan berasal dari orang lain, melainkan dari diri sendiri. Begitupun si kancil..
Ternyata, ketenaran dan nama besar yang di sandangnya, menumbuhkan rasa sombong yang tak di sadarinya. Karena telah menang lomba lari mengalahkan kuda kundalini, si kancil merasa menjadi hewan tercepat di seluruh dunia. Dia mengumumkan dan menceritakan kehebatanya waktu mengalahkan si kuda ke semua hewan, tentu saja dengan lagak sedikit menyombongkan diri.
Ternyata hal tersebut di ketahui oleh sahabat lamanya, yaitu si siput. Si siput merasa memiliki tanggung jawab untuk mengingatkan si kancil agar tak lupa diri. Hal tersebut sebagai wujud balas budi karena dulu si kancil pernah menolongnya dari elang yang mau memangsanya.
Ahirnya, pergilah si siput menemui sahabat lamanya. Yaitu si kancil.
"Hai kancil sahabat ku, ku tahu kini nama mu mulai terkenal di seluruh hutan. Bukan hanya di kawasan Alas purwa, tapi juga di luar wilayah Alas purwa ini". Kata siput membuka pembicaraan.
"Oh tentu saja siput teman ku, itu semua karena mereka mengakui kehebatan ku. Hahaha.. ". Kata kancil dengan sombongnya.
Si siput menghela nafas panjang mendengar jawaban itu. Ternyata kancil yang sekarang telah jauh berbeda dengan kancil yang pernah menolongnya dahulu. Dulu si kancil sangat baik, rendah hati, dan tak pernah memiliki sifat sombong. Tapi ternyata ketenaran akan namanya telah merubahnya hingga sejauh ini. Siput merasa perihatin melihatnya.
"Tapi kancil sahabat ku, janganlah semua ketenaran itu membuat mu lupa diri. Karena kehebatan bukanlah segalanya, itu hanya ujian agar kau mampu mengendalikan hawa nafsumu". Kata siput dengan bijak.
"Apa maksud mu? Apakah menurut mu aku sombong? Aku hanya berkata sesuai fakta. Pada kenyataanya aku memang sehebat yang mereka katakan". Jawab kancil dengan nada ketus.
"Apakah benar begitu? Ingat kawan, di atas langit masih ada langit. Dan sehebat apapun diri mu, pasti masih ada yang lebih hebat dari mu. Bahkan mungkin juga aku bisa saja mengalahkan mu". Kata siput.
"Hahaha.. Binatang kecil seperti mu mau mengalahkan ku? Bahkan jika dulu aku tak menolong mu, kau sudah di mangsa oleh elang". Kata kancil mengejek.
Si siput hanya menerima ejekan kancil dengan sabar. Karena dia berniat menyadarkan si kancil dari ke khilafanya.
"Tapi mungkin saja kau memang bisa ku kalahkan. Tak ada yang tahu kan kalau belum di coba?". Ungkap siput.
"Jadi kau berniat menantang aku?". Tanya si kancil sedikit terpancing emosi.
"Jika cara menyadarkan mu hanya dengan jalan mengalahkan mu, maka aku katakan.. iya, aku menantang mu". Kata siput dengan lantang.
"Wah.. Wah.. Wah.. Ternyata ada pecundang yang mencoba berlagak pahlawan. Baik kalau itu kemauan mu. Lalu, lomba macam apa yang kau inginkan?". Tanya si kancil dengan penuh percaya diri.
"Kita akan lomba lari sebagaimana ketika kau lomba lari dengan kuda kundalini. Tapi karena aku sulit berjalan di darat, aku akan lewat jalur sungai. Dan "siapa yang ada di muara" terlebih dulu, dialah pemenangnya". Kata siput.
"Hahaha.. Binatang lamban seperti mu menantang ku lomba lari? Baiklah jika itu kemauan mu, akan ku turuti". Jawab kancil.
Ahirnya, kancil dan siput lomba lari. Si kancil melalui jalan darat, sedangkan siput yang bijak itu melewati sungai. Dengan percaya diri si kancil berlari dengan sekuat tenaga, hingga di merasa lelah dan berheti di bawah pohon di tepi sungai.
"Siput yang lamban dan bodoh itu pasti tertinggal jauh. Tak ada ruginya aku istirahat sebentar di sini. Lagi pula, siput itu tak mungkin mampu mengejar ku. Pasti dia sudah menyerah karena kelelahan. Hahaha..". Kata si kancil dengan angkuhnya.
Tapi ketika si kancil baru saja mau beristirahat, tiba-tiba si siput memanggilnya dan berteriak dari kejauhan. Ternyata si siput telah berada jauh di depan kancil.
"Hai kancil, sedang apa kau di situ? Ayo cepat kejar aku". Teriak siput.
Si kancilpun terkejut dan kembali berlari sekuat tenaga untuk mengejar siput yang sudah ada di depanya. Dia takut siput akan mengalahkanya, pasti itu akan menjadi hal yang memalukan. Hingga si kancil kelelahan dan ingin beristirahat, hal tersebut terus berulang. Siput selalu saja sudah berada jauh di depanya.
Dan ahirnya, dengan tubuh lemah karena kelelahan si kancil tiba di muara. Tapi si siput ternyata sudah ada di sana. Dan ahirnya si kancil mengaku kalah, dan berjanji akan memperbaiki semua sikapnya. Kini dia mulai sadar, bahwa sikap sombongnya selama ini adalah salah. Dan si kancil pergi meninggalkan si siput dengan banyak pertanyaan yang tak mampu dia jawab. Rasa malunya telah menahan dirinya untuk bertanya lebih jauh.
Lalu, bagaimana siput yang lamban itu mampu mengalahkan si kancil? Ternya, si siput menggunakan trik husus. Dia menyuruh teman-temanya berjajar di sepanjang sungai. Dan ketika ada si kancil, maka siput yang terdekat denganya akan menampakan diri pada si kancil. Karena bentuk mereka sama, maka si kancil tak sadar akan hal itu. Sehingga si kancil mengiri siput yang di lihatnya adalah siput yang sama di awal lomba. Padahal itu adalah siput lain yang memiliki bentuk yang sama persis.
Jadi, apakah siput berbohong? Jawabanya TIDAK. Karena jika di baca dengan teliti, siput berkata "siapa yang ada di muara lebih dulu". Dan bukan berkata "siapa yang sampai muara lebih dulu". Dan penggunaan ke dua kata ini tentu memiliki arti yang berbeda. Dan ternyata yang "ADA" di muara lebih dulu adalah siput. Tapi karena kesombongan dan emosinya, si kancil tak memperhatikan hal ini.
Nah sobat dongeng terbaru semua, hikmah yang dapat kita petik adalah.. Jangan bersikap sombong dan mudah emosi, karena itu akan membuat mu tidak berfikir jernih. Dan dari kisah ini kita juga dapat melihat bahwa, kekuatan itu bisa kalah oleh akal.
Sekian dulu kisah petualangan si kancil yang mampu dongeng terbaru persembahkan kali ini. Semoga kita dapat mengambil teladan positif dari kisah ini. Jangan lupa buat berkunjung lagi ya, dan nantikan dongeng-dongeng menarik lainya. Sampai jumpa.. ^_^
TAMAT
Di ceritakan setelah si kancil mengalahkan si kuda kundalini pada lomba lari, namanya semakin melegenda. Tiap binatang mulai membicarakan tentang kehebatan si kancil. Ternyata, binatang kecil ini memiliki keberanian dan kemampuan yang tak bisa di anggap remeh.
Seperti sebuah pribahasa.. Semakin tinggi sebuah pohon, maka semakin kencang angin yang akan menerpanya. Ibarat hidup, semakin sukses seseorang, maka ujian yang di hadapi juga akan semakin berat. Terkadang ujian yang datang bukan berasal dari orang lain, melainkan dari diri sendiri. Begitupun si kancil..
Ternyata, ketenaran dan nama besar yang di sandangnya, menumbuhkan rasa sombong yang tak di sadarinya. Karena telah menang lomba lari mengalahkan kuda kundalini, si kancil merasa menjadi hewan tercepat di seluruh dunia. Dia mengumumkan dan menceritakan kehebatanya waktu mengalahkan si kuda ke semua hewan, tentu saja dengan lagak sedikit menyombongkan diri.
Ternyata hal tersebut di ketahui oleh sahabat lamanya, yaitu si siput. Si siput merasa memiliki tanggung jawab untuk mengingatkan si kancil agar tak lupa diri. Hal tersebut sebagai wujud balas budi karena dulu si kancil pernah menolongnya dari elang yang mau memangsanya.
Ahirnya, pergilah si siput menemui sahabat lamanya. Yaitu si kancil.
"Hai kancil sahabat ku, ku tahu kini nama mu mulai terkenal di seluruh hutan. Bukan hanya di kawasan Alas purwa, tapi juga di luar wilayah Alas purwa ini". Kata siput membuka pembicaraan.
"Oh tentu saja siput teman ku, itu semua karena mereka mengakui kehebatan ku. Hahaha.. ". Kata kancil dengan sombongnya.
Si siput menghela nafas panjang mendengar jawaban itu. Ternyata kancil yang sekarang telah jauh berbeda dengan kancil yang pernah menolongnya dahulu. Dulu si kancil sangat baik, rendah hati, dan tak pernah memiliki sifat sombong. Tapi ternyata ketenaran akan namanya telah merubahnya hingga sejauh ini. Siput merasa perihatin melihatnya.
"Tapi kancil sahabat ku, janganlah semua ketenaran itu membuat mu lupa diri. Karena kehebatan bukanlah segalanya, itu hanya ujian agar kau mampu mengendalikan hawa nafsumu". Kata siput dengan bijak.
"Apa maksud mu? Apakah menurut mu aku sombong? Aku hanya berkata sesuai fakta. Pada kenyataanya aku memang sehebat yang mereka katakan". Jawab kancil dengan nada ketus.
"Apakah benar begitu? Ingat kawan, di atas langit masih ada langit. Dan sehebat apapun diri mu, pasti masih ada yang lebih hebat dari mu. Bahkan mungkin juga aku bisa saja mengalahkan mu". Kata siput.
"Hahaha.. Binatang kecil seperti mu mau mengalahkan ku? Bahkan jika dulu aku tak menolong mu, kau sudah di mangsa oleh elang". Kata kancil mengejek.
Si siput hanya menerima ejekan kancil dengan sabar. Karena dia berniat menyadarkan si kancil dari ke khilafanya.
"Tapi mungkin saja kau memang bisa ku kalahkan. Tak ada yang tahu kan kalau belum di coba?". Ungkap siput.
"Jadi kau berniat menantang aku?". Tanya si kancil sedikit terpancing emosi.
"Jika cara menyadarkan mu hanya dengan jalan mengalahkan mu, maka aku katakan.. iya, aku menantang mu". Kata siput dengan lantang.
"Wah.. Wah.. Wah.. Ternyata ada pecundang yang mencoba berlagak pahlawan. Baik kalau itu kemauan mu. Lalu, lomba macam apa yang kau inginkan?". Tanya si kancil dengan penuh percaya diri.
"Kita akan lomba lari sebagaimana ketika kau lomba lari dengan kuda kundalini. Tapi karena aku sulit berjalan di darat, aku akan lewat jalur sungai. Dan "siapa yang ada di muara" terlebih dulu, dialah pemenangnya". Kata siput.
"Hahaha.. Binatang lamban seperti mu menantang ku lomba lari? Baiklah jika itu kemauan mu, akan ku turuti". Jawab kancil.
Ahirnya, kancil dan siput lomba lari. Si kancil melalui jalan darat, sedangkan siput yang bijak itu melewati sungai. Dengan percaya diri si kancil berlari dengan sekuat tenaga, hingga di merasa lelah dan berheti di bawah pohon di tepi sungai.
"Siput yang lamban dan bodoh itu pasti tertinggal jauh. Tak ada ruginya aku istirahat sebentar di sini. Lagi pula, siput itu tak mungkin mampu mengejar ku. Pasti dia sudah menyerah karena kelelahan. Hahaha..". Kata si kancil dengan angkuhnya.
Tapi ketika si kancil baru saja mau beristirahat, tiba-tiba si siput memanggilnya dan berteriak dari kejauhan. Ternyata si siput telah berada jauh di depan kancil.
"Hai kancil, sedang apa kau di situ? Ayo cepat kejar aku". Teriak siput.
Si kancilpun terkejut dan kembali berlari sekuat tenaga untuk mengejar siput yang sudah ada di depanya. Dia takut siput akan mengalahkanya, pasti itu akan menjadi hal yang memalukan. Hingga si kancil kelelahan dan ingin beristirahat, hal tersebut terus berulang. Siput selalu saja sudah berada jauh di depanya.
Dan ahirnya, dengan tubuh lemah karena kelelahan si kancil tiba di muara. Tapi si siput ternyata sudah ada di sana. Dan ahirnya si kancil mengaku kalah, dan berjanji akan memperbaiki semua sikapnya. Kini dia mulai sadar, bahwa sikap sombongnya selama ini adalah salah. Dan si kancil pergi meninggalkan si siput dengan banyak pertanyaan yang tak mampu dia jawab. Rasa malunya telah menahan dirinya untuk bertanya lebih jauh.
Lalu, bagaimana siput yang lamban itu mampu mengalahkan si kancil? Ternya, si siput menggunakan trik husus. Dia menyuruh teman-temanya berjajar di sepanjang sungai. Dan ketika ada si kancil, maka siput yang terdekat denganya akan menampakan diri pada si kancil. Karena bentuk mereka sama, maka si kancil tak sadar akan hal itu. Sehingga si kancil mengiri siput yang di lihatnya adalah siput yang sama di awal lomba. Padahal itu adalah siput lain yang memiliki bentuk yang sama persis.
Jadi, apakah siput berbohong? Jawabanya TIDAK. Karena jika di baca dengan teliti, siput berkata "siapa yang ada di muara lebih dulu". Dan bukan berkata "siapa yang sampai muara lebih dulu". Dan penggunaan ke dua kata ini tentu memiliki arti yang berbeda. Dan ternyata yang "ADA" di muara lebih dulu adalah siput. Tapi karena kesombongan dan emosinya, si kancil tak memperhatikan hal ini.
Nah sobat dongeng terbaru semua, hikmah yang dapat kita petik adalah.. Jangan bersikap sombong dan mudah emosi, karena itu akan membuat mu tidak berfikir jernih. Dan dari kisah ini kita juga dapat melihat bahwa, kekuatan itu bisa kalah oleh akal.
Sekian dulu kisah petualangan si kancil yang mampu dongeng terbaru persembahkan kali ini. Semoga kita dapat mengambil teladan positif dari kisah ini. Jangan lupa buat berkunjung lagi ya, dan nantikan dongeng-dongeng menarik lainya. Sampai jumpa.. ^_^
TAMAT
0 comments:
Post a Comment
Kami menerima kritik dan saran yang membangun.... Silahkan berikan komentar untuk kemajuan blog ini.... terima kasih....